Hallo ini postingan kesembilan! Yuk dibaca,tentang pergaulan bebas dikalangan remaja,tentang sex bebas,banyak deh!! Enjoy with my blog!! :)
Salah satu masalah
sosial yang sudah mengglobal saat ini adalah masalah seks bebas yang
banyak terjadi pada kalangan remaja. Banyak dari mereka yang masuk ke
lembah hitam tanpa mereka sadari. Adanya dorongan seksual yang mempunyai arti
kecenderungan biologis untuk mencari tanggapan seksual dan tanggapan yang
berbau seksual dari orang lain, biasanya dari lawan jenis muncul pada awal
remaja dan tetap bertahan kuat sepanjang hidup. Ada perbedaan pendapat tentang
apakah dorongan seks dibawa dari lahir atau dipelajari. Menurut beberapa
sarjana yang mempertanyakan apakah ada suatu dorongan seks bawaan, menegaskan
bahwa impuls kita untuk mencari pasangan seks dan menggunakan organ seks merupakan
hasil dari belajar sosial. Akan tetapi, karena bersifat universal dan terdapat
pada semua manusia, kebanyakan ahli mengganggap bahwa dorongan seks manusia
adalah warisan biologis. (Paul Horton, 1987:147). Namun
demikian, banyak dari mereka menyalahgunakan adanya dorongan seksual sehingga
terjadi masalah masalah, diantaranya seks bebas. Lantas, apa sebenarnya seks
bebas itu, apa saja faktor - faktor yang meyebabkannya, dan bagaimana dampak
serta cara penanggulangannya. Itulah yang akan penyusun ulas dalam makalah ini.
A. PENGERTIAN SEKS
BEBAS
Seks adalah kata yang
sangat tidak asing di telinga kita, tetapi anehnya seringkali kita merasa tabu
dan agak malu-malu jika menyinggungnya. Nah, kemudian agar kita dapat
membicarakan dan mendiskusikannya dengan bebas terbuka, maka para ahli bahasa
dan ilmuwan pun membuat seks ini menjadi ilmiah dengan menambahkan akhiran
“-tas” dan “-logi” menjadi “seksualitas” dan “seksologi”, sehingga jadilah
seksualitas adalah untuk dibahas dan didiskusikan, seksologi adalah untuk
ditulis secara ilmiah, dan seks adalah untuk dialami dan ‘dinikmati’.
Di dalam kamus, seks
sebenarnya mempunyai dua arti, yaitu seks yang berarti jenis kelamin atau
gender, dan seks yang berarti senggama atau melakukan aktivitas seksual, yaitu
hubungan penyatuan antara dua individu dalam konteks gender di atas.
Hampir masyarakat
berpendapat bahwa perlu adanya pengaturan penyelenggaraan hubungan seks. Sebab,
dorongan seks itu begitu besar pengaruhnya terhadap manusia seperti nyala api
yang berkobar. Api itu bisa bermanfaat bagi manusia, akan tetapi dapat menghancurkan
peradaban manusiawi. Demikian pula dengan seks, bisa membangun kepribadian
seseorang, akan tetapi juga bisa menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan.(Kartini
Kartono,1981:22)
Variasi dari
pengaturan dari penyelenggaraan seks bisa kita lihat pada tradisi-tradisi
seksual pada bangsa-bangsa primitif di bagian-bagian dunia. Dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi
terjadilah banyak perubahan sosial yang serba cepat pada hampir semua
kebudayaan manusia. Perubahan sosial tersebut mempengaruhi kebiasaan hidup
manusia, sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional. Maka
pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan sosial,
antara lain oleh : urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi lamanya pendidikan,
demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat, dan modernisasi. Sebagai efek
samping yang ditimbulkan ada kalanya terjadi proses keluar dari jalur dari
pola-pola seks, yaitu keluar dari jalur-jalur konvensional kebudayaan. Pola
seks dibuat menjadi hyper modern dan radikal, sehingga bertentangan dengan
system regulasi seks yang konvensional, menjadi seks bebas. Sedangkan
pengertian dari seks bebas itu sendiri adalah hubungan seksual yang dilakukan
pra nikah (tanpa menikah), Sering berganti pasangan.
B. FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA SEKS BEBAS
Faktor penyebab seks
bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan menjadi 2 faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal:
1. Faktor Internal
Faktor internal atau
lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan untuk dimengerti
lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan tindakan
penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu
meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja
lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika
saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti
perkembangan zaman.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal /
faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar memberi
terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng,
otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang
dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak
tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di
luar bersama kawan-kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonis dan
kurangnya komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan
penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar nilai-nilai dan norma
sosial. Apabila ayah dan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah akan
membuat anak-anak remaja semakin menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak
diperdulikan lagi.
Selain faktor
internal dan eksternal di atas, ada juga faktor lain yang secara umum dapat
menyebabkan terjadinya seks bebas. Jelas tidak ada faktor tunggal tetapi jelas
bahwa penyebabnya bukan kondom.
Faktor pertama:
pergaulan
Kita tahu pergaulan
punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang mempunyai
lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka melakukan seks bebas,
maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas.
Faktor kedua:
pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb)
Jika seseorang
berulang kali mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong terjadinya
perilaku seks bebas.
Faktor ketiga:
pengaruh obat/narkoba dan alkohol
Seseorang yang bebas
dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini mencegah dia
melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan
alkohol, maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong terjadinya
perilaku seks bebas.
Faktor keempat:
kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah).
Jika ada masalah
dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong yang bersangkutan
melakukan hubungan seks bebas.
Jadi kombinasi dari
sejumlah faktor diataslah yang merupakan penyebab seks bebas dan bukan
kondom. Jadi untuk mereka yang khawatir bahwa kondom akan mendorong
seks bebas, marilah merenungkan kembali hal ini dengan jernih dan
bijaksana. Adalah sangat kecil kemungkinannya bahwa hanya gara-gara tahu tentang
kondom atau menerima pembagian kondom gratis maka seseorang mendadak lalu jadi
berani jajan seks atau melakukan hubungan seks berisiko.
C. DAMPAK SEKS
BEBAS
Ada dua dampak yang
ditimbulkan dari perilaku seks di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit
menular seksual. Seperti kita ketahui bahwa banyak dampak buruk dari seks
bebas dan cenderung bersifat negatif seperti halnya, kumpul kebo, seks bebas
dapat berakibat fatal bagi kesehatan kita. Tidak kurang dari belasan ribu
remaja yang sudah terjerumus dalam seks bebas. Para remaja seks bebas cenderung
akibat kurang ekonomi.
Seks bebas dapat
terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah pilihnya seseorang
terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar sering
terjadi razia di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik dan tempat
berkumpul para remaja lainnya dan yang paling sering tertangkap adalah
anak-anak remaja. Seks bebas sangat berdampak buruk bagi para remaja, dampak
dari seks bebas adalah hamil di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama
baik orang tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah. Padahal seks bebas
bukanlah segalanya, dimana mereka hanya mendapat kenikmatan semata, sedang
mereka tidak memikirkan akibat yang harus mereka tanggung seumur hidup. Hal ini
jelas sangat berbahaya bagi remaja yang terjerumus di dalam seks bebas.
Bayangkan saja jika seluruh remaja ada di Indonesia terjerumus dalam seks
bebas, apa jadinya nasib bangsa kita ini jika remaja yang ada tidak memiliki
kemampuan berfikir dan fisik yang baik, tentunya pembangunan tidak akan
berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Berikut
beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas:
a) Menciptakan
kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau
seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut.
Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental
yang berat.
b) Mengakibatkan
kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila
dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi
beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini mengakibatkan
kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.
c) Menggugurkan
Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis yang
ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker
Rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat
mengakibatkan kematian.
d) Penyebaran
Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan
keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan.
Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan
orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa
ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV.
e) Timbul rasa
ketagihan.
f) kehamilan terjadi
jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan
hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering
disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan.
Bahaya
kehamilan pada remaja:
1. Hancurnya masa
depan remaja tersebut.
2. Remaja wanita yang
terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan
fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin
remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin
karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Pasangan pengantin
remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
5. Remaja wanita yang
berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga
tradisional) sering mengalami kematian strategis.
6. Pengguguran
kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis
(misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan
dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar
dapat dihukum.
7. Bayi yang
dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia
dewasa.
D. CARA
PENANGGULANGAN SEKS BEBAS
Seperti yang telah
kita bahas di atas bahwa sesungguhnya memang kurang kesadaran baik dari remaja
itu sendiri maupun orang tua. Hendaklah orang tua memperhatikan anak-anaknya
tetapi orang tua jangan terlalu mamanjakan anak mereka, karena bisa
mengakibatkan dampak buruk baginya karena dia sudah terbiasa dengan hal-hal
yang enak-enak. Tetapi orang tua juga harus memperhatikan anak-anaknya dengan
mengarahkan ke hal-hal yang positif dengan cara mendukung bakat yang dimiliki
oleh anak tersebut, agar dapat berguna dan berkembang. Tetapi seorang anak juga
jangan terlalu egois dalam memaksakan kehendak.
Bagi para lembaga
sosial harus bisa merangkul para remaja untuk masuk dalam suatu organisasi
dengan mengikuti berbagai kegiatan, dengan begitu seorang remaja akan terarah
pikirannya dengan baik. Mendukung segala bakat-bakat anak remaja agar mereka
tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Tidak terlalu memaksakan seorang dalam
berbagai tindakan karena akan membuat tempramen seorang anak suka emosional.
Didiklah anak-anak dengan cara yang lambat agar mereka tidak selalu membangkan
segala suruhan atau perintah para orang tua.
1) Pencegahan Menurut
Agama
a. Memisahkan tempat
tidur anak.
b. Meminta izin
ketika memasuki kamar tidur orang tua.
c. Mengajarkan adab
memandang lawan jenis.
d. Larangan
menyebarkan rahasia suami-istri.
2) Pencegahan Seks
Bebas dalam Keluarga
Faktor keluarga
sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga prilaku seks bebas
dapat dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan seks dimulai pada saat anak
sadar mulai seks. Bahkan bila seorang bayi mulai dapat diberikan pendidikan
seks, agar ia mulai dapat memberikan mana cirri-laki-laki dan mana ciri
perempuan. Bisa juga diberikan saat anak mulai bertanya-tanya pada orang tuanya
tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan
pendidikan seks pada usia dini.
a. Keluarga harus
mengerti tentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak
mereka.
b. Seorang ayah
mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan dalam
menjelaskan masalah seks.
c. Jangan menjelaskan
masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang yang sama.
d. Hindari hal-hal
yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan kata-kata yang sopan.
e. Meyakinkan kepada
anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang baik.
f. Memberikan
perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan mereka dengan
berbagai aktivitas.
g. Tanamkan etika
memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu merupakan sesuata
yang paling berharga.
h. Membangun sikap
saling percaya antara orang tua dan anak.
Digunakan upaya
pencegahan atau penangkalan perilaku menyimpang dan upaya kuratif yaitu
pengobatan dan penyembuhan. Agar perilaku seks bebas pada remaja dapat ditekan
seminim mungkin, perlu dilakukan pencegahan yang baik dari lingkup keluarga,
pemerintah dan masyarakat. Adanya komunikasi yang efektif di dalam keluarga
antara orang tua dan anak mengenai pemahaman nilai-nilai moral dan etika
sekaligus memberikan pengertian mangenai pendidikan seks kepada anak-anaknya
sesuai dengan tingkat umurnya.
Sumber : http://www.tugasku4u.com/2013/06/bahaya-seks-bebas-pada-remaja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar